Bukan pilihan, untuk sekarang

Temaram seakan bertambah kelam, 
Usaikan semua,  nyatanya masih tampak buram, 
Mengulang memori masa-masa kelam, 
Seperti lupa, kembali menanti dalam diam, 
Tapi, apa yang dapat kami pungkiri? 
Perihal rasa yang menolak melupa, 
Tentang hati yang mendorong kembali untuk percaya, 
Lantas, bagaimana dengannya kini? 
Kau lupa? 
Bukankah inginmu untuk kembali bahagia dengan menghapus segala luka?
Bukankah segala sukma tentangnya selalu mendatangkan bahagia? 
Bukankah segala asa kenyamananmu utuh padanya? 
Seakan kau mengerti saja, ia adalah rumah yang sesungguhnya,
Lantas, masih saja kau tekankan bahwa itu adalah suatu pilihan? 

Surabaya, Juli 20, 2018

Komentar

Postingan Populer